Setiap hari, kita bergelut dengan pekerjaan yang menumpuk di meja, dari pagi sampai sore, bahkan kadang hingga malam. Rutinitas itu kadang bikin lupa kalau dunia ini lebih luas daripada sekadar layar laptop dan meja kerja. Suatu hari, ide brilian muncul dari Nia, teman kantor yang selalu punya cara seru buat mencairkan suasana. “Gimana kalau kita refreshing sebentar, ngopi di Kopi Kebul?” katanya. Tanpa pikir panjang, ide itu langsung disambut meriah oleh yang lain. Rasa penat seketika berubah jadi antusiasme, membayangkan sejenak lepas dari rutinitas dan menikmati kebersamaan.

Akhir pekan itu, kami berangkat ke Kopi Kebul, sebuah tempat ngopi di tengah alam yang jadi favorit banyak orang di kota. Begitu sampai, suasana santai dan pemandangan asri langsung bikin kami merasa rileks. Kopi Kebul bukan sekadar tempat ngopi, tapi juga tempat buat melepas lelah dengan pemandangan alam yang hijau, jauh dari hiruk-pikuk kota. Dari teras kayu yang menghadap ke kebun kopi, kami bisa melihat hamparan tanaman hijau yang menyejukkan mata. Sambil duduk-duduk santai, kami mulai memesan berbagai menu kopi spesial yang jadi andalan di sana.



Setelah kopi pesanan kami tiba, suasana langsung cair. Ada yang sibuk foto-foto kopi dengan latar belakang alam, ada yang seru ngobrol, dan tentu saja ada yang iseng mencoba lawakannya. Rasa kopi yang kuat dan aromanya yang khas seolah menjadi teman yang pas buat obrolan santai kami. Tawa dan canda mengisi setiap sudut tempat itu, membuat kami lupa sejenak akan tugas-tugas yang menanti di kantor. Suasana di Kopi Kebul benar-benar terasa hangat dan penuh keakraban, jauh berbeda dari suasana formal di kantor.

Di tengah obrolan, tiba-tiba Dani mengajak bermain permainan kartu yang dia bawa dari rumah. “Biar makin seru, gimana kalau kita main kartu sambil nunggu sunset?” katanya. Tanpa basa-basi, semua langsung setuju. Meja kayu di depan kami mendadak jadi arena permainan, diiringi gelak tawa dan godaan yang nggak berhenti. Permainan sederhana itu berubah jadi momen yang penuh keseruan, terutama saat ada yang kalah dan harus mentraktir kopi tambahan. Sore itu, kami merasa seperti kembali ke masa-masa sekolah, tanpa beban, hanya menikmati momen kebersamaan.

Saat matahari mulai turun dan sinar keemasan menyinari kebun kopi, suasana jadi lebih syahdu. Kami semua terdiam sejenak, menikmati pemandangan indah sambil menyeruput kopi terakhir di cangkir kami. Nia, yang dari tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Tuh kan, dunia ini nggak cuma seluas meja kerja. Kadang kita butuh waktu buat keluar, lihat yang lain, dan recharge energi.” Semua mengangguk setuju. Momen-momen seperti inilah yang bikin kita ingat bahwa hidup nggak melulu soal kerja, tapi juga soal menikmati hidup dan kebersamaan.

Malam pun tiba, dan dengan hati yang lebih ringan, kami beranjak pulang. Kembali ke kota dengan tawa dan cerita yang masih terus berlanjut di dalam mobil. Liburan singkat di Kopi Kebul itu mungkin sederhana, tapi justru di sanalah letak keseruannya. Sesekali liburan bersama, keluar dari rutinitas, dan menikmati kebersamaan adalah cara terbaik untuk mengingat bahwa dunia ini memang jauh lebih luas dan indah daripada yang kita kira. Dan tentu saja, itu semua jadi lebih berarti saat dilakukan bersama teman-teman yang seru.

Similar Posts